Selasa, 31 Juli 2018

PENDAKIAN GUNUNG SLAMET (GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH)

Jum’at (20/07/2018), sore hari. Staff Wakil Direktur Non Akademik Universitas BSI Bandung Deden Edward Yokeu Bernardin SE,. MM secara resmi melakukan Apel pelepasan tiga kegiatan yang dilakukan Unit Kegiatan Mahasiswa Satuan Rimbawan Pegiat Alam (UKM SATRIAPELA-UBSI) di tiga tempat yang berbeda, salah satunya adalah kegiatan pendakian, ansosped, dan bersih-bersih di jalur pendakian Gunung Slamet via Guci, Tegal, Jawa Tengah. Kegiatan lainya yaitu Pengembaraan Anggota Muda di kawasan hutan sanggara, Bandung, dan napaktilas ke Gunung Lawu, Jawa Timur. 


Sebagai Wadah bagi mahasiswa Universitas BSI Bandung yang bergerak di bidang Pegiat Alam dan lingkungan hidup, Organisasi SATRIAPELA-UBSI selalu mengadakan kegiatan-kegiatan outdoor dengan tetap tidak mengenyampingkan untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, baik terencana maupun tidak direncanakan. Sebab disetiap jati diri anggotanya, SATRIAPELA-UBSI selalu menanamkan rasa peduli yang tinggi terhadap kelestarian dan kelangsungan hidup untuk menjaga hakekat Pegiat Alam (PA), yaitu membangun hubungan baik dengan Tuhan, Alam dan sesama. Begitupula pada kegiatan ini, sesuai dengan amanah yang disampaikan oleh Staff Wakil Direktur Non Akademik Universitas BSI Bandung Deden Edward Yokeu Bernardin SE,. MM, beliau mengamanahkan peserta pendakian agar tetap melakukan pendakian dengan aman sesuai dengan Standart Operational Prosedure (SOP) pendakian dan menjaga nama baik Organisasi, serta Almamater. 


Kegiatan pendakian itu sendiri dilakukan oleh empat orang peserta yang merupakan anggota SATRIAPELA-UBSI, dan salah satunya adalah Pioneer (Pendiri) dan yang lainya adalah mantan Ketua Umum SATRIAPELA-UBSI. 

Setelah melakukan Apel pelepasan bersama dengan staff Wadir, peserta diberangkatkan menuju basecamp pendakian Gunung Slamet di Desa Guci atau biasanya para pendaki menyebutnya dengan nama Basecamp Gupala Edelweis Guci dengan menggunakan kendaraan roda empat. Perjalanan yang memakan waktu tujuh jam inipun cukup menguras tenaga para peserta, maka sesampainya di basecamp pendakian para peserta memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. 

Sebelum pendakian, peserta melakukan pengecekan perlengkapan pendakian, konsumsi dan observasi medan dengan membaca peta jalur pendakian yang biasanya disebut dengan teknik Navigasi Darat (NAVDAR), yang dilanjutkan dengan mencari data-data kegiatan sosial masyarakat pedesaan yang ada di kaki Gunung Slamet, khususnya di daerah Guci. 

Pedakian dimulai sekitar pukul 11.00 Wib (21/07/2018), dan sampai di Pos dua untuk istrahat. Leader sekaligus koordinator lapangan, Muhammad Ikhwan (Omes NTA.SP.028.06.16/LP) mengatakan bahwa “banyak pendaki yang masih tidak bertanggung jawab atas sampah mereka, sehingga banyak ditemukan sampah bekas makanan di setiap pos maupun disepanjang jalur pendakian, hal inilah yang akhirnya jadi pertimbangan kami untuk tidak melanjutkan perjalanan ke puncak, sebab tujuan awal pendakian adalah melakukan bersih-bersih jalur pendakian”. “Banyak sampah yang kami bawa turun, namun itupun tidak semua dapat kami bawa, karena memang sampah di setiap pos pendakian sangat menumpuk ada dimana mana”, ujar beliau. 


Kegiatan tersebut juga mendapat apresiasi yang cukup baik dari berbagai pihak, salah satunya seperti yang dikatakan oleh akun instagram milik @gupalaedelweis (22/07/2018), ucapan terimakasih pun disampaikan melalui akun yang memposting kantong-kantong sampah yang berhasil dibawa turun pada saat itu. (CA).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Komentar Anda Disini

Postingan Terbaru

TEMU WICARA KENAL MEDAN XXXII

 TEMU WICARA KENAL MEDAN XXXII      Telah dilaksanakan kegiatan Temu Wicara Kenal Medan XXXII pada tanggal 6 - 12 Juni 2022 di Tasikmalaya t...